Selasa, 15 Maret 2016

JANGAN PAKAI MENTIMUN.......

“Mas…., jangan pakai mentimun…… “
“Pak….., jangan pakai mentimun……..”
“Bang…., jangan pakai mentimun……. “

Hampir semua mba – mba dan ibu – ibu muda yang menyambangi bakul rujak di tikungan jalan dekat Indomart kampus ladang bunga matahari, meminta demikian.

Ya, cucumber, alias Cucumis sativus ini memang bisa menyebabkan efek seperti terkena candidiasis karena fungi ( jamur ) Candida albicans. Cuaca di dunia perempuan jadi sering hujan, lalu terjadi bah di aliran sungai, tak terbendung. Mentimun dapat lebih mengaktifkan enzim,  untuk memproduksi banyak zat sekret. Tapi, tidak juga menafikan manfaat mentimun. Kandungan kalium, magnesium,kalium, mangan, silika,  serat, vitamin C pada mentimun telah lama digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi . Mendinginkan juga membersihkan  kulit. Asam askorbat dan asam caffeic yang hadir dalam mentimun dapat menurunkan tingkat retensi air, yang pada gilirannya mengurangi pembengkakan di sekitar mata.


Tukang rujak pun sudah hafal hal yang demikian, para perempuan tidak mau menggunakan mentimun.  Makanya, stok mentimun paling sedikit dibandingkan buah – buahan lainnya.

Kemudian mengalir hangat seperti hari – hari biasanya. Tukang rujak dengan gesit mengiris buah dan meracik bumbu sambel. Dibarengi dengan ngobrol dan canda. Tukang rujak yang ramah dan humoris ini, memang sudah menjadi semacam psikolog murmer. Tong untuk menampung keluh kesah, sampah serapah  kalem yang berubah dalam guyon ngalor – ngidul. Tukang rujak adalah sebentuk kamandirian usaha perekonomian kecil masyarakat, begitu juga bakul – bakul di kanan – kirinya. Bakul sosis bakar, kue cubit, singkong melepuh, jagung manis, surabi imut, telor mejik, dll.

“Mas…., mahasiswa yang paling sering mengeluh itu mahasiswa jurusan apa? “ Saya pernah bertanya suatu ketika.

“Mmmmmmm……….yang paling sering mengeluh pertama, jurusan kedokteran. Hafalannya banyak, buku yang harus dibaca  tebal – tebal,  praktikumnya ngeri: membedah mayat!!! Pengeluh kedua jurusan farmasi. Hafalan dan analisisnya banyak, bikin laporan praktikum  tulis tangan sampai lembur – lembur. Kalau yang gak pernah ngeluh itu jurusan PGSD dan PAUD….pelajarannya lebih banyak nyanyi dan bermain…hehehheh “


Heheheh…saya dan beberapa perempuan di situ ikut terkikik. Tawa yang membikin suasana harmoni, di bawah langit panas. Bersyukur , akedemisi di kampus ladang bunga matahari masih seimbang banget kehidupan textual dan lingkungan realitanya. Coba kalau terlalu textual, ilmiah. Kayaknya gak mau membeli rujak di pinggir jalan. Membaca buku tentang rujak, mencari evidence based dulu khasiat dan efek berbahaya rujak di jurnal penelitian, membeli  buah di toko tanaman organik, mensterilkan dapur pribadi dari kuman, mensterilkan ciri dan muthu, lalu  membuat rujak sendiri secara aseptik !!! Bersyukur, tidak demikian. Sehingga suasana jalanan tetap meriah, bersama saling berbagi dan belajar dari alam semesta,  dengan siapa pun,  tanpa ada sekat kasta. 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar