Jumat, 26 Februari 2016

FI








Farmakope Indonesia (FI), primbon lengkap para peramu obat. Buku terbitan Depkes RI ini memuat materia medika kefarmasian berikut pemeriannya, bentuk – bentuk sediaan, aturan dosis, standarisasi obat , pembuatan obat,  analisis obat, dll.

Penerbitan  farmakope Indonesia telah mencapai 5 edisi. FI 1 ( 1962), F1 2 ( 1965), FI 3 ( 1979), F1 4 ( 1996 ), dan FI 5 ( 2014 ). Setiap negara punya farmakope masing – masing. Farmakope Jepang, Inggris, Amerika paling rajin diperbaharui,  rutin setiap tahun.  

Ketebalannya, muatan isinya, kover asli merah maroonya ( ada juga yang hijau, atau biru ), aroma kertas yang lembut, dan terutama  gaya bahasa FI akan selalu melekat pada jiwa seorang farmasis. Misalnya, pemerian berikut ini yang saya kutip dari FI 4 :
“Suhu : Kecuali dinyatakan lain, semua suhu dalam farmakope dinyatakan dalam derajat celcius dan semua pengukuran dilakukan pada suhu 25 derajat. Jika dinyatakan suhu kamar terkendali yang dimaksud adalah suhu 15 dan 30 derajat
Bobot jenis : Kecuali dinyatakan lain, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat diudara pada suhu 25 derajat terhadap volume air dengan volume sama pada suhu 25 derajat. “

Kamis, 25 Februari 2016

SOKARAJA





 
“Sore- sore padhang wulan | ayo konco do dedolanan | rene – rene bebarengan | rame – rame e…do gegojegan | kae – kae rembulane | yen disawang kok ngawe – awe | koyo – koyo ngelingake | konco kabeh jo turu sore – sore | gethuk… | asale soko telo… | moto ngantuk iku tombone opo | ala ala gethuk | asale soko telo | yen ra pethuk | atine rodho gelo | ojo ngono ojo ojo ngono | kadung janji ngko ono sing gelo | “

Lagu gethuk ciptaan Manthous ini memang membawa suasana yang meskipun senja tapi tetap optimis, penuh vitalitas, bahagia, bercanda, bermain. Tapi, bermain di kala senja berbeda dengan bermain di kala pagi. Ada syahdu tentunya.

Lagu gethuk ini mulai populer semenjak saya SMP, sekitar tahun  89-an. Bahkan ketika saya SMA, ada teman saya yang personal grunge band memodifikasi lagi gethuk dicampur dengan lagu Zombie nya the Cranberries :  “ Whats in your hand…… zombie …zombie ….zombie…i..i..i…i…i… diganti menjadi whats in your hand….gethuk…gethuk..gethuk…thuk..thuk…thuk…thuk…. “ dengan cengkok yang ndengkik ndengkik mirip banget dengan Dolores O Riordan. Hingga sekarang, lagu gethuk tetap populer, dan semacam menjadi lagu wajib di  klenengan atau orgen tunggal orang mbarang nggawe.

Hahhha…malah saya muter- muter dulu curhadnya. Sebenarnya mau cerita tentang kota Sokaraja, kota gethuk ( bukan kota kembang soka.. ) di dekat Banyumas, Jateng. Malah nyanyi – nyanyi dulu….terus rajanya ada di mana?

Kota Sokaraja sudah dikenal banget sebagai kota gethuk singkong goreng. Gethuk yang enak, empuk, gurih, kinyis – kinyis,  khas……beda aliran dengan gethuk trio  Muntilan, Magelang. Sepanjang jalan utama berjejer deretan toko penjual gethuk goreng, dan juga beberapa yang menjual soto khas Sokaraja. Pembeli lokal maupun dari luar daerah setiap hari selalu ramai. Pokoknya Sokaraja memberi sumbangsih pariwisata kuliner yang cukup besar bagi kab. Banyumas.

Disamping gethuk, ada beberapa sudut Kota Sokaraja yang juga memiliki keunikan. Di sebelah Selatan ada bangunan kuno bekas pabrik gula dan kompleks rumah Belanda. Suasana bangunan yang angker disemaki belukar,  ternyata mengundang pehobi selfie untuk jeprat – jeprat di sana, juga mengundang komunitas fotografi, pre wedding, foto wisuda, dll.  Bahkan pernah masuk TV di acara dunia lain.

Sokaraja memiliki daerah kauman , yang hingga saat ini masih terlihat sejuknya  aktivitas religius, Pondok suluk tarekat Naqshabandiyah dengan  ribuan jamaah.

Memang kotanya terasa panas, sepanas penggorengan gethuk. Toko – tokonya ada yang bagus dan rapih , selebihnya semrawut. Sangat sedikit hijau  pepohonan di pinggir jalan, papan reklame bertebaran dengan gambar yang begitu mencolok. Lalu lintas  ramai lancar . Tidak ada pedestrian.

Kadang saya suka membayangkan. Seandainya kota gethuk ini ditata dengan kaidah yang bagus. Fasade  
( wajah ) bangunan pertokoan di sepanjang jalan dirancang secara matang oleh team arsitek , membentuk wajah kota yang indah, juga mempunyai identitas lokal. Papan reklame dipajang di depan atas tiap toko , semacam videotrone dengan gambar gerak  pemandangan yang sejuk. Saya rasa tidak harus iklan itu berupa ajakan. Iklan – iklan rokok di TV bisa kita lihat buktinya.  Jalan rayanya tertib, warna aspal tidak hitam tapi pelangi, kendaraan berat sebaiknya lewat jalur lain. Sepanjang jalan penuh pepohonan hijau, air mancur, keran air siap minum. Ada pedestrian dengan paving blok bermotif anyaman lokal.


Rabu, 24 Februari 2016

Spondias Dulcis






 

Daun dan buah Spondias dulcis ( golden apple) yang manis , masam, beraroma segar biasa dibuat menjadi  rujak, salad, selai,  pepes, asinan, sayur, manisan, acar, dll.

Secara empiris, tanaman suku mangga- manggaan ini juga digunakan dalam pengobatan tradisional. Untuk meringankan batuk, ambil 3 helai daun S. dulcis , cuci bersih, blender halus, campur dengan sedikit garam, lalu diminum 2 kali sehari. Untuk mempertahankan  kesehatan tulang dan gigi , cukup konsumsi  S. dulcis  segar 100 gram per hari. Untuk mencegah penyakit liver, konsumsi 100 gram S.  dulcis segar tanpa dikupas. Khasiat obat  S. dulcis lainnya masih banyak. Untuk mengatasi diare, radang tukak lambung, obesitas, anemia, meningkatkan vitalitas , antioxidant, anti aging, merawat kesehatan mata, anemia, menurunkan kolesterol, memulihkan kesehatan tubuh.

Penelitian ilmiah untuk menguji khasiat S. dulcis secara empiris tersebut telah banyak dilakukan. S. dulcis terbukti mempunyai aktivitas anti bakteri, anti oxidant, anti kanker, anti trombolitik, dan tentu saja masih banyak lagi  hasil penelitian lainnya yang tidak dipublikasikan dalam jurnal online.

Pemanfaatan ekstrak daun dan buah S. dulcis menjadi sediaan farmasi  dan kosmetik sejauh ini belum begitu marak.


ASAM CUKA







Asam cuka atau asam asetat termasuk golongan asam karboksilat, yaitu senyawa organik rantai C lurus (alifatik) , yang memiliki ciri khas adanya gugus –COOH.

Pada awal ditemukannya,  asam cuka  merupakan  produk samping pembuatan bir atau anggur, juga fermentasi buah – buahan, yang dihasilkan oleh berbagai bakteri pensintesis asam asetat. Kebutuhan asam cuka yang sangat besar pada saat ini dipenuhi dari proses daur ulang dan industri petrokimia.

Asam cuka encer digunakan sebagai zat aditif makanan. Asam cuka pekat dan asam cuka bebas air ( asam asetat glasial) bermanfaat sebagai pelarut dalam reaksi – reaksi kimia. Meski termasuk asam lemah, bau tajam dan cairan panas asam cuka pekat bersifat korosif terhadap kulit, mata, dan saluran pernafasan.

Senin, 22 Februari 2016

JOB SEEKER




Mendukung semboyan kerja , kerja, kerja……..,  memang harus kreatif. Jangan hanya terpancang pada selembar ijazah, selalu bermimpi jadi PNS, atau kerja formal mainstream……….

Ada suatu  lowongan pekerjaan yang membutuhkan jiwa tangguh. Tidak masalah jika hanya lulusan SD, yang penting bisa cepat beradaptasi. Syukur – syukur kalau lulusan SMP, SMA, STM, S1. Ramah , suka menyapa orang, bisa melucu di cuaca panas gerah, bisa akuntasi keuangan dasar. Multi talenta lebih disukai. Bisa melukis di papan besi, memperbaiki mesin, memperbaiki busa kursi, bermusik , menyanyi, dan pekerjaan cuci mencuci.

Fasilitas mewah yang disediakan oleh pekerjaan ini ,  anda bisa naik turun mobil setiap hari,  jalan- jalan, makan – makan di sela jalan – jalan, selalu pegang uang, bertemu dengan banyak orang.

: Menjadi kondektur bis transjakarta yang habis terbakar,  yang dioperasikan di trayek  kota – kota daerah transmigrasi.